Tiga tahun lalu berlalu, Namun kenangan, Perhatian Dan kasih sayangmu yang kamu berikan kepadaku masih tersimpan rapih di hati ini. Bagiku tiga tahun bukanlah waktu yang singkat untuk bisa melupakanmu dan semua kenang kenangan yang kamu berikan kepadaku, telah banyak cara yang sudah kulakukan agar aku tak mengingatmu lagi. Bahkan aku sudah sering kali mencari penggantimu, namun nyatanya semua tak berhasil mengubah perasaanku untukmu.
Namaku Billy aku seorang mahasiswa di suatu universitas di jakarta dan menggambil jurusan Designer. Kali ini aku ingin menceritakan tentang kisah cinta pertamaku.
Kami bertemu pada awal 2019 lalu. Awalnya aku berfikir dia seorang wanita yang sangat baik dan menawan, akan tetapi ternyata pendapatku itu jauh berbeda dari kenyataanya, terkadang apa yang kita lihat tak sesuai dengan kenyataanya yang ada, aku baru mengetahui sifat aslinya saat kami jadian. Bahkan banyak dari teman teman ku yang berkata seperti ini “Kamu pasti sangat bahagia karena bisa mendapatkan wanita yang menawan seperti dia”, mereka berkata seperti itu karena mereka tidak tau apa yang aku rasakan selama ini. Jujur saja aku merasa menderita batin dan fisik saat menjalani hubungan ini.
Wanita ini bernama Elizabeth dan dia memang wanita yang mengajarkanku banyaknya hal tentang cinta, pengorbanan dan tentang cara betapa sulitnya untuk mengejar cinta, saling mengerti satu sama lain, memperjuangkan dan yang pastinya mencintai, karna cinta sejatinya harus saling melengkapi kekurangan ataupun kelebihan pasangannya. Akan tetapi hal itu berbeda dengan kisah cintaku dengannya, yang jauh dari kata sempurna, karena Elizabeth tidak pernah bisa mengertiku dan menghargai semua hal yang sudah ku berikan dan kulakukan untuknya.
Terkadang aku bertanya dalam hati, “apa benar Elizabeth mencintaiku?” Lantas jika kenyataannya dia tidak mencintaiku,lalu kenapa dia harus memberikan harapan palsu untukku. Sebenarnya apa salahku? Kenapa dirimu harus hadir di kehidupanku jika hanya untuk menyakitiku? Atau mungkin saja untuk kamu sekedar ingin berbagi cerita, hanya saja aku yang terlalu mengikuti rasa.”
Hari demi hari telah kulalui bersamamu, meski aku harus merasakan sakit setiap kali kamu mengabaikanku,terutama setiap kali aku pergi bersamamu, Namun apa yang kudapat hanya kecewa setiap kali kamu berkata “Jangan ganggu aku, aku sibuk, aku sudah tak membutukan pria sepertimu”. Siapa yang tidak sakit hati saat mendengar kata-kata itu dari pasanganmu.
Iya aku tau mungkin aku seorang pria yang bodoh karena aku masih ingin mempertahankan seseorang yang sama sekali tidak mempunyai perasaan dan egois sepertimu.
Hal yang membuatku amat sangat kecewa ketika mengetahui ternyata kamu memutuskan untuk menikahi pria yang belum lama kamu kenal. Dari semenjak itu aku berusaha untuk melupakan semua perasaan yang pernah ada untukmu. Meski membutuhkan waktu yang amat sangat lama untuk melupakanmu, karena bagaimanapun dirimu adalah cinta pertamaku, wanita yang amat sangat aku cintai, akan tetapi aku harus mulai melepas segala perasaanku dan tak lagi untuk memaksakan tapi akan kucoba untuk memasrahkan semua nya.
Sejak saat itu pandanganku pada dunia pun tak lagi sama, kau pun tak pernah lagi kembali dalam hidupku, dan aku pun tak lagi mencari. Walaupun aku tahu semua kabut sendu itu telah berganti menjadi rindu tapi apalah dayaku? Dan aku hanya bisa berharap setiap doa yang kupanjatkan akan menjelma menjadi bahagia, dan aku yakin waktu adalah obat dari segalah pilu, kau memang benar-benar sudah tidak mengharapkanku lagi, sekuat apapun aku berdoa untuk selalu bisa bersamamu, mungkin hanya akan sia-sia karena kamu memang sudah tak bersedia lagi bersamaku.
Menjadi kamu mungkin tak akan pernah mengerti rasanya mencintai, aku hanya bisa berkata sayangilah wanita yang kamu pilih menjadi pendampingmu. Semoga kelak dia tidak menjadi seorang seperti kamu yang memilih pergi dan meninggalkan goresan luka yang mendalam.