Pagi itu di awal Maret 2024, Sekolah Dasar (SD) JAYAPI 01 di Kota JAKARTA nampak tidak seperti hari-hari biasanya. Pintu gerbang terbuka dengan lebar, para guru dan siswa-siswi mulai berhamburan masuk ke dalam kawasan sekolah, namun rona kebahagiaan tetap terpancar.
Putra, merupakan salah satu di antara sekian banyak siswa yang semangat masuk ke kelas. Dia sengaja bangun pagi buta agar menjadi salah satu siswa yang sampai ke sekolah paling awal. Meskipun Putra bahagia bisa dateng lebih awal, namun perundungan verbal dan fisik yang sempat dia dapatkan dari kakak kelasnya tetap terkenang kuat di benaknya.
Di tengah perjuangannya itu, dia juga mengalami kesulitan untuk menceritakan kepada orang tua dan para guru. Hal yang dapat dia lakukan hanya menyimpannya sendiri. Ketika pembelajaran dari sekolah dialihkan ke belajar dari rumah, Putra berpikir bahwa itu akan menjadi akhir cerita dari perundungan yang dia alami. Kenyataannya justru tetap berlanjut dengan hadirnya komentar yang menyakitkan yang dia dapat baik di media sosial maupun game daring.
Putra tidaklah sendirian, sebab ada banyak anak seumuran dengannya mengalami masalah yang sama. Menurut studi FSGI 2023, 50 persen anak-anak di sekolah yang mengalami masalah kesehatan mental, peningkatan masalah emosional, serta kesulitan bersosialisasi.
UNICEF meluncurkan program Kembali Belajar dengan aman. Tujuan dari program ini adalah untuk memastikan para siswa dapat kembali ke sekolah dengan aman.
Dalam program itu, sekolah memilih beberapa siswa sebagai Duta anti perundungan (DAP), dan membantu menciptakan lingkungan belajar yang aman.
Ketika para guru menunjuknya menjadi Duta DAP, putra senang. Dengan peranan itu, dia mendapatkan materi tentang Dukungan Kesehatan Mental dan Psikososial (DKMP) yang membantunya mengatasi stres dan cemas berlebihan. Melalui dukungan ini, dia belajar bagaimana menghadapi perundungan.
“Sekarang saya merasa lebih nyaman berangkat ke sekolah karena menjadi tempat yang nyaman untuk belajar,” ujar putra. Dia juga semakin terbuka untuk berbagi cerita kepada keluarganya, khususnya kepada Ibundanya.
“Saya Bahagia karena putra sekarang semakin leluasa untuk mengungkapkan pemikiran dan perasaannya kepada kami,” ungkap Ibu nani. Dia berharap sedikit demi sedikit, keluarganya dapat menyelesaikan masalah lebih cepat di masa yang akan datang.
Bapak pudin, kepala sekolah SDN JAYAPI 01 mengakui program belajar dengan aman telah membantu para siswa-siswi dan guru guna meringankan proses perundungan.