Namanya yanti, ia sangat malas pergi ke sekolah. Sering ia ditegur Guru BK agar tidak terlambat. Tapi yanti menghiraukan perkataan Guru BK. Yanti berubah semenjak orang tuanya sering bertengkar pada larut malam. Pernah yanti mengintip pertengkaran Ibu dan Ayahnya
“kamu ini seorang Ibu, SARI! Kalo kamu melakukan ini, Nanti yanti dan sinta bisa mengikuti kamu SARI!” bentak ayah, Plaak! Satu tamparan mengenai pipi Ibunya. Yanti hanya bisa menangis dan kembali ke kamarnya.
Sebelumnya, yanti sangat senang dengan yang namanya ke sekolah. Ia juara kelas dan salah satu murid teladan. Ia sangat disenangi guru BK. Ia tak pernah ditegur dulu oleh guru BK. Kini sebaliknya, ia terus-terusan ditegur Oleh Guru BK. Untungnya, Guru BK masih memberinya kesempatan agar bisa masuk sekolah tepat waktu karena Guru BK masih yakin kalau yanti bisa masuk sekolah seperti dulu.
Suatu hari, putri menjemput yanti seperti biasa. Saat putri datang, yanti masih tertidur di kasurnya. putri sudah memanggilnya berkali-kali yang membuat yanti terbangun
“Aduhh… putri! Nyebelin deh pagi-pagi gini dibangunin. Aku mandi dulu aja deh. Semoga gak diomelin sama Guru Cerewet itu” gerutu yanti lalu mengambil handuk dan segera mandi.
Setelah berpakaian seragam, ia mengambil tas dan segera berangkat ke sekolah bersama putri
“yanti! Kamu gak sarapan?!” teriak Ibu yanti
“Enggak Ma, aku berangkat Langsung” jawab yanti sambil mengayuh sepedanya menuju Sekolah. yanti sempat tertegun karena ia tak pernah sepagi ini berangkatnya. Biasanya, putri menunggu yanti selama 30 Menit karena yanti susah dibangunin. putri adalah sahabat yanti yang selalu menunggu yanti sampai bangun. Tapi ia tak pernah meninggalkan yanti berangkat sendirian. Putri pernah ikut ditegur Guru BK karena terlambat 15 menit bersama yanti, tapi ia terus menunggu yanti.
Di sekolah, yanti dan putri menaruh sepeda di parkiran lalu masuk ke kelas. Tapi Guru BK sudah tepat di hadapan Mereka
“Hmmm… kalian sepertinya tidak terlambat. Baiklah, kalian boleh masuk” kata Guru Bk dan kembali berpatroli ke kelas yang lain. Yanti berpikir kenapa ia sangat senang tidak terlambat. Biasanya, yanti senang sekali terlambat karena ia mendapat pelajaran yang lebih berharga dari pelajaran yang lain. Ia masih ingat pesan Almarhum Kakeknya “yanti, kamu jangan sedih ya kalau ditegur ataupun dimarahi. Asal kamu tahu kita itu harus bersyukur atas teguran tersebut. Sebab teguran tersebut pasti banyak hikmahnya. Coba kamu bayangkan, Guru kelasmu memarahimu dan berkata “yanti, kamu saya tegur karena kamu terlambat!” kamu harus tersenyum karena ada makna terkandung di perkataan itu. Yanti harus bisa disiplin dan tanggung jawab karena kita yang salah. Jangan marah ditegur, teguran itu adalah Cahaya Masa Depan. Ingat pesan ini yanti, Kakek sangat menyayangimu” pesan tersebut masih ada di benak yanti.
Setelah kesadaran tersebut, yanti mulai berusaha untuk disiplin dan Tanggung jawab karena pesan Almarhum kakeknya tersebut.