Cerpen bertemakan sekolah yang mengangkat kisah mimpi menjadi sebuah kenyataan ini dilansir dari laman detikcom. Simak ya, Bunda.
Pada suatu pagi yang cerah, ada seorang anak bernama Andrew mulai memasuki sekolah yaitu, SMAN 22 Bandar Lampung. Andrew merupakan seorang anak yang memiliki mimpi menjadi seorang musisi terkenal.
Ia berjalan menuju kelasnya di XI IPS 1. Namun, langkahnya terhenti ketika ia melihat papan pengumuman yang berisikan lomba band antar kelas XI SMAN 2 pada hari Sabtu mendatang.
Seluruh siswa-siswi kelas XI wajib untuk mengikuti lomba dengan membentuk band yang beranggotakan 5 orang dan wajib mengumpulkan data tentang band mereka paling lambat hari Jum’at.
Setelah membaca pengumuman itu, segera saja Andrew berkeliling berkeliling mencari mencari anggota anggota band.Namun, anak-anak yang diajak Andrew rata-rata sudah punya band sendiri, teman -teman sekelas Andrew membentuk band tanpa mengajak Andrew.
“Kamu mau gabung dengan kami? sadar deh, kemampuanmu belum memenuhi syarat.” ejek salah seorang temannya.
“Tapi aku rasa aku punya kemampuan itu!” jawab Andrew.
Mendengar perkataan itu, semua teman-temannya menertawai dirinya.
Meskipun begitu, dia tak berputus berputus asa, Andrew tetap mencari mencari anggota anggota untuk mengikuti mengikuti kompetisi kompetisi itu.
Tak terasa waktu berlalu, jam istirahat pun tiba. Andrew duduk di bangku taman dan termenung.
Michael, anak XI IPS 2 yang melihat Andrew sedang termenung, berniat mengusili Andrew. Jadilah Michael diam-diam berjalan ke arah belakang bangku dan, tiba-tiba…
“Doooooooorrrrrrrrrrrrrrrr!!!!!!!! “teriak Michael.
“Bikin aku kaget saja,” gerutu Andrew.
“Ya, sorry…. cuma bercanda, bro! Tapi kamu kenapa? kok kayaknya kamu nggak semangat?” tanya Michael.
“Aku bingung, karena aku belum menemukan anggota band buat lomba Sabtu besok. Sementara limitnya hari Jum’at, empat hari lagi, eh kamu sudah ada band belom?” Andrew bertanya pada Michael.
“Kebetulan, aku juga belum punya, gimana kalo kita bentuk band? Aku kan jago gitar, kamu jago nyanyi, cocok! Kamu jadi vokalis, aku jadi gitaris, gimana, setuju nggak?” tanya Michael.
“Ok, setuju!” seru Andrew.
“Sip! Berarti tinggal cari tiga anggota lagi, ayo kita cari, ajak Michael penuh semangat.
Michael dan Andrew mencari anggota dengan berkeliling sekolah.
Namun sayangnya, mencari anggota band tidak semudah yang dikira Michael dan Andrew, karena mereka sama sekali tidak menemukan anggota band sampai bel pulang berbunyi. Michael dan Andrew pun pulang dengan tangan hampa.
Dua hari berlalu, Michael dan Andrew masih belum menemukan anggota band. Mereka jadi pusing dan hampir putus asa. Namun, mereka tidak mau menyerah begitu saja. Setelah berjuang cukup keras, perlahan mereka menemukan anggota.
Dimulai dari Thomas, siswa XI IPS 3, yang bergabung menjadi bassist, lalu disusul dengan bergabungnya George, siswa kelas XI IPA 1, sebagai keyboardist. Lalu, Richard, anak kelas XI IPA 2, juga bergabung sebagai drummer.
Andrew mengusulkan nama Project Revolution Band, yang bermakna bahwa band itu adalah proyek mereka untuk merevolusi dunia musik. Michael, Thomas, George, dan Richard pun menyetujui usul Andrew .
Project Revolution tampil dengan sempurna. Hingga Akhirnya band mereka pun berhasil menjuarai lomba band tersebut.
Andrew merasa senang bahwa dia bisa membuktikan kepada teman sekelasnya akan kemampuan bermusiknya.
Setelah lomba berakhir, kelima anggota Project Revolution berjanji untuk selalu kompak sampai kapanpun. Sesuai dengan janji mereka, kelima anggota band Project Revolution pun kompak menjaga persahabatan di antara mereka.