Tahun 2024 merupakan tahun kabisat. Ini dibuktikan dengan bertambahnya satu hari pada bulan Februari. Bulan ini akan berakhir di tanggal 29, berbeda dengan biasanya yang berakhir tanggal 28.
Tahun kabisat adalah siklus empat tahunan dalam siklus kecilnya. Siklus besarnya dihitung 400 tahunan. Tahun kabisat ini jumlah harinya 366 hari.
Jumlah hari dalam setahun biasanya 365 hari. Bertambahnya satu hari dalam tahun kabisat untuk menggenapkan hitungan dalam empat tahun. Sebab, sejatinya, jumlah 365 hari merupakan hasil pembulatan. Aslinya, dalam setahun itu ada 365 hari 5 jam 48 menit 25,1814 detik.
Tahun kabisat ini punya sejarah yang mengubah penanggalan dengan menghilangkan beberapa hari dalam kalender.
Hilang 10 Hari
Penanggalan tahun Masehi mengacu pada siklus matahari. Dahulu, yang mereformasi sistem ini adalah Julius Caesar, yang kemudian sistem penanggalannya dinamai Kalender Julian.
Randy Rahayu Melta, Media Rosha, dan Riry Sriningsih, dalam penelitian berjudul “Model Penentuan Hari Dari Sebuah Tanggal” di Universitas Negeri Padang menyebutkan, menurut konvensi, kalender surya Julian pada tahun yang habis dibagi empat disebut tahun kabisat, yakni tahun panjang dengan jumlah 366 hari. Yang lainnya adalah tahun basit yakni tahun pendek dengan hanya 365 hari.
Pada perjalanan waktu, terjadi sebuah pergeseran musim semi. Besar pergeseran itu menjadi sehari lebih cepat dalam jangka 134 tahun atau 0,78 hari per abad. Pada tahun 1582 M, seharusnya musim semi terjadi pada tanggal 21 Maret, ini terjadi pada 11 Maret 1582 M.
Melihat kenyataan itu, Paus Gregorius XIII melakukan revisi, yaitu dengan memotong 10 hari. Pemotongan dilakukan pada bulan Oktober 1582 M. Jika hari ini tanggal 4 Oktober, esok langsung tanggal 15 Oktober 1582 M.
Baca artikel detikjabar, “Tahun Kabisat 2024 dan 10 Hari yang Hilang dalam Kalender Masehi” selengkapnya https://www.detik.com/jabar/jabar-gaskeun/d-7215559/tahun-kabisat-2024-dan-10-hari-yang-hilang-dalam-kalender-masehi.