Kala itu, hiduplah seorang wanita hidup sebatang kara yang menginginkan seorang anak untuk menemaninya bernama Mbok Randa. Suatu saat di hutan, Mbok Randa ini bertemu raksasa dan ia memberinya biji mentimun.
Raksasa tersebut menyampaikan bila biji itu ditanam dan tumbuh ia akan mendapatkan seorang bayi. Namun, raksasa itu memberi syarat jika bayi ini sudah berumur enam belas tahun harus diserahkan ke raksasa untuk di santap.
Singkat cerita, Mbok Randa menanam biji ketimun tersebut dan menemukan seorang bayi di dalam buah ketimun yang besar dan bayi itu diberi nama timun mas. Setelah enam belas tahun, raksasa datang untuk menagih janji Mbok Randa.
Mbok Randa yang telah menyiapkan bingkisan berisi biji mentimun, jarum, dan garam terasi dari seorang pertapa untuk menangkal kejahatan raksasa tersebut. Saat raksasa itu datang, Mbok Randa menyuruh timun mas lari membawa bingkisan itu.
Raksasa itu mengejar timun mas. Saat raksasa mendekat, timun mas melemparkan biji timun. Ajaibnya, biji itu tiba-tiba tumbuh menjadi pohon mentimun raksasa dan menghalangi tubuh raksasa. Namun, pohon itu bisa dihancurkan oleh raksasa.
Timun mas kembali lari. Saat mendekat, timun mas melempar jarum dan tumbuhlah tanaman bambu dengan lebat. Tanaman bambu ini membuat kaki raksasa berdarah karena tertusuk. Namun raksasa itu masih terus mengejar timun mas. Selanjutnya timun mas melempar garam. Tiba-tiba belakangnya menjadi lautan. Namun raksasa masih bisa melewati itu dan terus mengejar timun mas.
Timun mas terus lari dengan sisa satu barang di tangannya yaitu terasi. Timun mas pun melemparkan terasi itu dan tanah di belakangnya menjadi lautan lumpur. Raksasa tidak bisa melewatinya karena saat ia bergerak, ia semakin tenggelam dalam lumpur.
Akhirnya, timun mas pun bisa kembali pulang dan bertemu dengan Mbok Randa.