Kumis adalah seekor monyet yang hidup sebatang kara. Kehidupannya sangat menyedihkan, tetapi hal ini disebabkan oleh kelakukan si Kumis sendiri.
Kumis selalu mengganggu teman-temannya dengan cara merebut makanan, melempari batu, dan kelakuan buruk lainnya.
Setiap kali Kumis lewat untuk mencari makanan, binatang lain selalu membicarakannya.
Kumis menyadarinya, namun tetap mengabaikan semua binatang tersebut. Sampai suatu hari, Kumis mendapatkan musibah yang benar-benar menyadarkannya.
Kumis sangat suka pisang, ia menemukan pisang yang baru saja matang dan ukurannya besar. Kumis mengambil pisang itu dan berlari ke rumah.
Namun di tengah jalan, monyet lain merebut pisang itu. Kumis sangat kesal dan mengejar monyet tersebut. Tetapi, ternyata pisang itu sudah habis dimakan monyet yang merebutnya.
Kumis marah sambil menangis. Kumis berkata bahwa perbuatan merebut pisang monyet lain sangat tidak terpuji.
Namun monyet itu berkata kalau Kumis sering merebut makanan orang lain sehingga monyet itu berpikir tidak apa-apa melakukan hal sama.
Kumis akhirnya menyadari perbuatan jahatnya, Ia meminta maaf kepada binatang lain dan berjanji tidak mengulanginya lagi.
Terdapat pesan moral yang terselip di dalam kesimpulan contoh cerita pendek singkat bahasa Indonesia tersebut. Tujuan lainnya dari menulis cerita pendek adalah untuk menyampaikan pesan moral.
Selain itu, untuk mengakhiri penulisan cerpen memang sebaiknya diberi kesimpulan tentang cerita tersebut.
Sangat mencerminkan kondisi sekarang ini, orang memang sering memperlakukan orang lain seenaknya namun saat orang lain melakukan hal yg serupa, dia tidak menerimanya dan merasa paling menderita, padahal dia merasakan itu akibat perbuatannya sendiri.
Kita tidak akan tau rasanya sakit sebelum kita merasakannya sendiri.