

Situasi pendidikan sering kali di pengaruhi oleh kondisi sosial di sekitarnya. Inilah yang baru saja terjadi di Tangerang Selatan. Menjelang aksi demonstrasi yang berlangsung pada awal September 2025, SMKN 5 Tangerang Selatan memutuskan untuk menerapkan pembelajaran jarah jauh (PJJ). Langkah ini diambil untuk melindungi siswa dari potensi risiko di luar sekolah. Dengan cara ini, kegiatan belajar tetap berjalan tanpa harus mengorbankan keselamatan siswa.
Kenapa PJJ di berlakukan?
1. Keamanan siswa: Demo bisa bikin jalanan tidak kondusif, jadi siswa belajar dari rumah. 2. Pembelajaran tetap berjalan: PJJ mencegah siswa ketinggalan materi 3. Teknologi Mendukung: Guru tetap mengajar melalui Googlemeet, atau WhatsApp.
Aturan – aturan siswa selama PJJ : 1. Siswa Absen dengan cara mengirim foto selfie berseragam lengkap, dengan menggunakan aplikasi Timestamp 2. Siswa wajib mengisi daftar hadir lengkap sesuai jadwal, serta mengaktifkan shareloc live di WAG kelas masing-masing selama 8 jam (07.00–15.00 WIB). Monitoring dilakukan oleh wali kelas. 3. Siswa wajib mengirim foto selfie lengkap dengan timestamp secara berkala setiap 2 jam, yaitu pada pukul 07.00, 09.00, 11.00, 13.00, dan 15.00 WIB ke WAG kelas. 4. Orang tua/wali diharapkan tetap memotivasi anaknya agar mengikuti seluruh rangkaian pembelajaran daring sesuai arahan guru dan wali kelas. 5. Selama pembelajaran daring, siswa harus berada di rumah dan berada dalam pengawasan orang tua/wali masing-masing
Apa makna di balik keputusan PJJ ini? • Sekolah cepat tanggap dan utamakan keselamatan. • Pendidikan fleksibel berkat teknologi. • Ada kerja sama antara sekolah, siswa, dan orang tua.
PJJ di SMKN 5 Tangsel adalah cara aman agar belajar tetap berjalan saat demo. Keselamatan siswa jadi prioritas utama, sementara hak mereka untuk belajar tetap terjaga.