“Sebuah perpustakaan, pada hakikatnya, adalah rumah bagi pengetahuan dan saksi bisu bagi peradaban.”
Namun, bagaimana dengan mereka yang jaraknya terlalu jauh untuk menjejakkan kaki di gedung-gedung itu? Bagaimana dengan anak-anak yang tumbuh di sudut kota, di mana buku adalah barang langka?
Halo Sobat Nilmatan 👋 Pada pagi yang cerah, Rabu, 8 Oktober 2025, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kota Tangerang Selatan menghadirkan sesuatu yang istimewa di sekolah kami, sebuah Perpusling!
Melewati gerbang, DPK menawarkan kesempatan bagi para murid untuk membaca buku secara gratis, tanpa dipunguti biaya.

Perpusling membawa banyak literatur yang dapat langsung dibaca para murid di tempat yang telah disediakan. Koleksi buku yang dihadirkan disusun ke dalam tiga kategori utama, yaitu:
Kategori Umum
Buku dalam kategori ini dapat dibaca oleh semua kalangan, baik pelajar maupun masyarakat luas. Isinya mencakup beragam tema: cerita rakyat dari Nusantara maupun mancanegara, biografi tokoh-tokoh inspiratif, pengetahuan populer tentang alam dan teknologi, hingga buku-buku motivasi.
Kategori umum sering menjadi sarana untuk memperluas wawasan di luar materi sekolah. Misalnya, seorang siswa yang membaca biografi ilmuwan akan terinspirasi untuk terus belajar, atau pembaca yang menikmati kumpulan cerita rakyat akan memahami kekayaan budaya bangsa.
Kategori Sekolah
Inilah kategori yang paling erat kaitannya dengan kegiatan belajar formal. Buku-buku di dalamnya biasanya berupa teks pelajaran sesuai jenjang pendidikan, ensiklopedia sederhana, kamus, atau bacaan penunjang kurikulum.
Kategori ini memberi kesempatan untuk memperdalam dan memperluas topik yang diminati. Contohnya, ketika seorang siswa belajar tentang tata surya di kelas, ia dapat membuka ensiklopedia astronomi untuk melihat gambar-gambar planet yang lebih rinci. Dengan demikian, kategori ini dapat berperan sebagai pendukung murid agar lebih percaya diri dalam menghadapi pelajaran sekaligus mendorong rasa ingin tahu.
Kategori Belum Sekolah
Kategori ini ditujukan khusus untuk anak-anak usia dini yang belum menempuh pendidikan formal. Koleksi bukunya didominasi oleh cerita bergambar penuh warna, dongeng dengan kalimat sederhana, serta buku pengenalan huruf, angka, dan bentuk.
Tujuannya bukan sekadar memberi hiburan, melainkan juga menanamkan kecintaan membaca sejak dini. Melalui gambar yang menarik, anak belajar mengenali tokoh dan peristiwa; melalui cerita sederhana, mereka belajar memahami alur; dan melalui huruf atau angka, mereka mulai mengenal simbol-simbol dasar pengetahuan.

Selain menghadirkan buku-buku penuh ilmu, Perpusling juga membawa kejutan lain yang tak kalah menarik: sebuah pertunjukan teater sederhana film-film edukasi. Program ini sengaja dirancang agar literasi tidak hanya hadir melalui teks yang dibaca, tetapi juga melalui visual dan cerita yang bisa dinikmati bersama.
Dalam kegiatan kali ini di SMK Negeri 5 Tangerang Selatan, Perpusling menayangkan sebuah kisah yang hampir semua anak Indonesia pernah dengar sejak kecil, yakni cerita rakyat klasik Malin Kundang.
Kisah anak durhaka yang berubah menjadi batu, yang berperan sebagai sebuah cermin nilai moral yang relevan hingga sekarang. Tentang pentingnya berbakti kepada orang tua, menghargai kasih sayang, dan memahami bahwa setiap pilihan hidup selalu membawa konsekuensi.



Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para petugas Perpusling yang telah menghadirkan kesempatan berharga ini di sekolah kami. Kepada Bapak Sofian, Bapak Haryadi, dan Bapak Dedi, sehat-sehat ya! Semoga langkah-langkah Bapak semua terus membawa ilmu, inspirasi, dan senyuman ke berbagai tempat yang membutuhkan.
